Tabut Perjanjian
Tabut Perjanjian – Mungkin tidak semua orang mengenal yang namanya tabut perjanjian. Tabut Perjanjian merupakan wadah yang digambarkan dalam Alkitab berisi Loh-Loh Batu dimana tertulis Sepuluh perintah Allah, Tongkat Harun, dan roti manna. Menurut Pentateukh, Tabut dibuat atas perintah Tuhan, selaras dengan penglihatan kenabian Musa di Gunung Sinai (Keluaran 25:10-16). Tuhan berbicara dengan Musa "dari antara dua kerubim" di penutup Tabut (Keluaran 25:22). Tabut dan benda-benda sucinya merupakan "keagungan Israel" (Ratapan 2:1). Rashi dan beberapa Midrashim menyatakan bahwa terdapat dua tabut - satu dibuat Musa untuk sementara waktu dan satu lagi yang lebih kemudian dibuat oleh Bezalel.
Tabut Perjanjian |
Nilai penting dalam Tabut Perjanjian
Tabut Perjanjian merupakan tempat di mana Allah bertemu dengan umat-Nya. Selain itu juga merupakan tanda kehadiran Allah di antara umat Israel. (Menurut kaum tertentu)
Pemerian
- Terbuat dari kayu penaga (acacia wood).
- Disalut dengan emas murni di bagian dalam dan luarnya, sehingga tidak nampak bahan kayunya.
- Berukuran: sekitar 125 cm (panjang) x 75 cm (lebar) x 75 cm (tinggi).
- Dirancang untuk dibawa dengan cara diusung pada dua batang pengusung.
- Ditutup dengan "Tutup pendamaian".
- Dihiasi dengan ukiran kerub (suatu jenis malaikat) dari emas murni.
Petunjuk pembuatan - Tabut Perjanjian
Alkitab Ibrani (atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen mencatat perintah dan petunjuk pembuatan dalam Kitab Keluaranpasal 25:10-22, sebagai berikut:
"Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya. Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua. 25:13 Engkau harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas.
Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung z itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya. Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu. Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Catatan pembuatan
Alkitab Ibrani juga mencatat proses pembuatannya dalam Kitab Keluaranpasal 37:1-9 yang dilakukan oleh Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, yaitu orang yang telah ditunjuk sebagai pembuat perkakas Kemah Suci, sebagai berikut:
Bezaleel membuat tabut itu dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya, dan satu setengah hasta tingginya. Disalutnyalah itu dengan emas murni, dari dalam dan dari luar, dan dibuatnyalah bingkai emas sekelilingnya. Dituangnyalah empat gelang emas untuk tabut itu, pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua.
Dibuatnyalah kayu pengusung dari kayu penaga dan disalutnyalah itu dengan emas. Dan dimasukkannyalah kayu pengusung itu ke dalam gelang yang pada rusuk tabut itu, supaya tabut dapat diangkut. Dibuatnyalah tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. Dibuatnyalah dua kerub dari emas, dari emas tempaan dibuatnya itu, pada kedua ujung tutup pendamaian itu, satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu dibuatnya kerub itu pada kedua ujungnya. Kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah menghadap muka kerub-kerub itu.
Isi Tabut Perjanjian
Di dalam Tabut Perjanjian itu ditempatkan:
- Dua loh batu berisi Sepuluh Perintah Allah.
- Gulungan Kitab Taurat (berisi lima kitab pertama Alkitab Ibrani, dari Kitab Kejadian sampai Kitab Ulangan).
- Satu buli-buli emas berisi manna.
- Tongkat Harun yang pernah bertunas.
Pengusung
Tanggung jawab pengusungan Tabut Perjanjian diserahkan kepada suku Lewi dari bani Kehat.
Riwayat
- Dibuat di kaki Gunung Sinai bersama seluruh kompleks dan perkakas Kemah Suci di bawah pimpinan Musa dengan teliti sesuai petunjuk dari Allah.
- Diangkut bersama-sama Kemah Suci selama perjalanan bangsa Israel di padang gurun, sampai siap masuk tanah Kanaan.
- Tempat terakhir Tabut Perjanjian dan kemah pertemuan di sisi timur sungai Yordan sebelum masuk tanah Kanaan adalah di Sitim.
- * Setelah menyeberangi sungai Yordan, masuk ke tanah Kanaan, mula-mula bersama-sama Kemah Suci ditempatkan di Gilgal.
- Ketika Yosua menyelesaikan tugasnya untuk merebut tanah Kanaan, maka Tabut Perjanjian dan kemah pertemuan dipindahkan ke Silo, di mana Yosua dan Imam Besar Eleazar melakukan pembagian tanah bagi suku-suku Israel. Tabut dan kemah itu masih di sana pada zaman Hakim-hakim, sampai masa muda Samuel. Menurut sumber-sumber Talmud, Kemah Pertemuan itu berada di Silo selama 369 tahun sampai Tabut Perjanjian dibawa pergi ke medan pertempuran di Eben-Ezer dan dirampas oleh orang Filistin di Afek.
- Tabut Perjanjian mengakibatkan malapetaka bagi orang Filistin, sehingga tidak lama kemudian dikembalikan oleh orang Filistin ke Israel di atas kereta yang ditarik 2 ekor lembu tanpa kusir dan tiba di Bet-Semes, tetapi setelah mengakibatkan kematian sejumlah orang di Bet-Semes yang mencoba melihat bagian dalamnya, maka Tabut itu disimpan di Kiryat-Yearim selama 20 tahun. Tabut itu tidak pernah lagi kembali ke Silo.
- Daud membawa Tabut itu dari Kiryat-Yearim ke Yerusalem.
- Setelah Salomo mendirikan Bait Allah di Yerusalem, maka Tabut Perjanjian itu disimpan di dalam Bait Allah sampai kemudian hilang pada waktu Bait Allah dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 586 SM.
- Sejak tahun 586 SM sampai sekarang tidak diketahui tempatnya.
Demikian ulasan mengenai tabut perjanjian, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Lihat juga sejarah lain berikut: